Sabtu, 1 Februari 2025. Indonesia di hebohkan dengan menurunnya nilai tukar dolar AS yang semula di kisaran Rp16.000 mendadak anjlok menjadi Rp8.170.
Publik tentu bertanya-tanya apakah mungkin rupiah menguat setinggi itu atau mesin pencari Google yang sedang eror.
Perwakilan Google angkat bicara terkait hal ini, sebagaimana yang dikutip dari Kompas.com.
“Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga. Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,”
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seringkali mengalami fluktuasi, naik turun dalam rentang waktu tertentu. Pergerakan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Berikut faktor-faktor yang memengaruhi nilai tukar mata uang.
Faktor Internal
A. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan mencerminkan selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara. Surplus neraca perdagangan, nilai ekspor lebih tinggi daripada impor, cenderung memperkuat nilai tukar mata uang.
Sebaliknya, defisit neraca perdagangan, nilai impor lebih tinggi daripada ekspor, cenderung melemahkan nilai tukar mata uang.
B. Inflasi
Inflasi yang tinggi di dapat melemahkan nilai tukar mata uang. Hal ini karena inflasi mengurangi daya beli masyarakat dan meningkatkan biaya produksi, sehingga mengurangi daya saing produk di pasar internasional.
C. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang kuat di cenderung memperkuat nilai tukar mata uang. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi yang baik menarik investor asing dan meningkatkan permintaan terhadap mata uang di negara tersebut.
Faktor Eksternal
A. Nilai Tukar Dolar AS
Dolar AS merupakan mata uang utama dunia dan pergerakannya memiliki pengaruh besar terhadap berberapa nilai tukar mata uang tiap negara . Ketika dolar AS menguat, nilai tukar mata uang berberapa negara cenderung melemah.
B. Kondisi Ekonomi Global
Kondisi ekonomi global, seperti pertumbuhan ekonomi dunia, perubahan kebijakan moneter negara maju, dan konflik geopolitik, dapat memengaruhi nilai tukar mata uang.
Misalnya, krisis ekonomi global atau perang dagang berberapa negara di dunia.
C. Harga Komoditas
Khusus negara pengekspor komoditas terutama sumber daya alam, Kenaikan harga komoditas di pasar internasional dapat meningkatkan pendapatan devisa dan memperkuat nilai tukar mata uang. Sebaliknya, penurunan harga komoditas dapat melemahkan nilai tukar mata uang.
Pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai kebijakan. seperti yng tertulis dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 114/PMK.04 Tahun 2007 tentang Nilai Tukar Mata Uang Yang Digunakan Untuk Penghitungan Dan Pembayaran Bea Masuk. serta Peraturan Bank Indonesia Nomor 24/6/PBI/2022 Tentang Kebijakan Penggunaan Rupiah Pada Kegiatan Internasional.